Posted by: setang | August 21, 2008

Taubat

Dalam bahasa Arab, ada beberapa kata untuk menunjukkan kata “Kembali”. Kata yang paling kita ketahui adalah ‘Id atau ‘Aud, berasal dari kata ada-ya’udu-‘idan-wa-‘audan, yang artinya kembali. Sebagian besar orang mengatakan bahwa Idul Fitri artinya kembali kepada Fitrah. Ada juga yang mengatakan fitr di situ berasal dari kata futhur sehingga Idul Fitri diartikan kembali kepada kegiatan makan siang hari seperti biasa.

Kata lain dari bahasa Arab adalah Ruju’,  yang berasal dari kata raja’a-yarji’u-ruju’an, dalam al-Qur’an kata Ruju’ diartikan bahwa kita akan kembali kepada Allah SWT. Contohnya, kita menyebut kata “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un“, kita semua kepunyaan Allah dan hanya kepada-Nya lah kita akan kembali, sedangkan orang yang kembali disebut Raji’, dan tempat kembali disebut Marji’; seperti yang disebut dalam Al-Qur’an “Illah Marji’ukum; kepada Aku-lah, kalian semua akan kembali“. (Q.S. 3:55)

Sebelum kalimat itu, Tuhan berkata “Ittabi’ sabila man anaba ilayya tsumma ilayya marji’ukum, Ikutilah jalan orang yang kembali; Kepada Aku-lah tempat kembali semua”. Kata lain yang menunjuk-kan kembali adalah “Taubat” yang berasal dari kalimat taba-yatubu-taubatan. Orang yang kembali disebut Taib dan yang kembali berulang-ulang disebut tawwab sebagai orang yang banyak bertaubat. Didalam Al-Qur’an yang disebutkan paling banyak melakukan taubat bukan hanya makhluk akan tetapi juga Khalik. Misalnya Allah menyebutkan orang-orang yang paling banyak bertaubat dan melakukan kesucian dengan kata-kata, Innallaha yuhibbut tawwabina wa yuhibbul mutathahhirin, Sesungguhnya Allah mencintai orang yang banyak bertaubat dan memeliara kesucian dirinya. (Q.S. 2:222).

RASULULLAH SAW DIHARI KEBANGKITAN

Rasulullah SAW Menangis Ketika Di Padang Mahsyar dari Usman bin Affan bin Dahaak bin Muzahim daripada Abbas ra, saudara ayahanda Rasulullah SAW dari Rasulullah SAW telah bersabda, yang bermaksud:
“Aku adalah orang (manusia) yang paling awal dibangkitkan dari kubur (bumi) pada hari kiamat yang tiada kebanggaan. Bagiku ada syafaat pada hari kiamat yang tiada kemegahan. Bendera pujian di tanganku dan nabi-nabi keseluruhannya berada di bawah benderaku. Umatku adalah umat yang terbaik. Mereka adalah umat yang pertama dihisab sebelum umat yang lain. Ketika mereka bangkit dari kubur, mereka akan mengibas (membuang) tanah yang ada di atas kepala mereka. Mereka semua akan berkata: “Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan kami bersaksi pula bahwa Muhammad itu Rasul Allah. Inilah yang telah dijanjikan oleh Allah Taala serta dibenarkan oleh para rasul.” Ibnu Abbas ra berkata: “Orang yang pertama dibangkitka dari kubur di hari kiamat ialah Muhammad SAW. Jibril as akan datang kepadanya bersama Buraq. Israfil datang pula dengan membawa bendera dan mahkota. Izrail datang pula dengan membawa bersamanya pakaian-pakaian syurga.”

Jibril as akan menyeru: “Wahai dunia! Di mana kubur Muhammad SAW?”
Bumi akan berkata: “Sesungguhnya, Tuhanku telah menjadikan aku hancur. Telah hilang segala lingkaran, tanda dan gunung-gunungku. Aku tidak tahu dimana kubur Muhammad SAW.”
Rasulullah SAW bersabda: “Lalu diangkatkan tiang-tiang dari cahaya dari kubur Nabi Muhammad SAW ke langit. Maka, empat malaikat berada di atas kubur.”
Israfil bersuara: “Wahai roh yang baik! Kembalilah ke tubuh yang baik!”
Maka, kubur terbelah dua. Pada seruan yang kedua pula, kubur terbongkar. Pada seruan yang ketiga, ketika Rasulullah SAW berdiri, beliau telah membuang tanah di atas kepala dan janggutnya, kemudian beliau melihat ke kanan dan ke kiri, beliau dapati tiada lagi bangunan  dan beliaupun menangis sehingga mengalir air matanya ke pipi. Jibril as berkata kepadanya: “Bangun wahai Muhammad! Sesungguhnya kamu di sisi Allah Taala di tempat yang luas.”

Rasulullah SAW bertanya, “Kekasihku Jibril! Hari apakah ini?”
Jibril as menjawab: “Wahai Muhammad! Janganlah kamu takut! Inilah hari kiamat. Inilah hari kerugian dan penyesalan. Inilah hari pembentangan Allah Taala.” Rasulullah SAW berkata: “Kekasihku Jibril! Gembirakanlah aku!” Jibril as berkata: “Apakah yang kamu lihat di hadapanmu?”
Rasulullah SAW bersabda: “Bukan seperti itu pertanyaanku.”
Jibril as berkata: “Adakah kamu tidak melihat bendera puji-pujian yang terbentang di atasmu?”
Rasullullah SAW bersabda: “Bukan itu maksud pertanyaanku. Aku bertanya kepadamu akan umatku. Di mana perjanjian mereka?” Jibril as berkata: “Demi keagungan Tuhanku! Tidak akan terbongkar oleh bumi daripada manusia, sebelummu?”
Baginda SAW bersabda: “Niscaya akan, kuatlah pertolongan pada hari ini. Aku akan mensyafaatkan umatku.”
Jibril as berkata kepada baginda SAW: “Tungganglah Buraq ini wahai Muhammad SAW dan pergilah ke hadapan Tuhanmu!”

Jibril as datang bersama Buraq ke arah Nabi Muhammad SAW. Buraq cuba meronta-ronta. Jibril as berkata kepadanya: “Wahai Buraq! Adakah kamu tidak malu dengan makhluk yang paling baik dicipta oleh Allah Taala? Sudahkah Allah Taala perintahkan kepadamu agar mentaatinya?”
Buraq berkata: “Aku tahu semua itu. Akan tetapi, aku ingin dia mensyafaatiku agar memasuki syurga sebelum dia menunggangku. Sesungguhnya, Allah Taala akan datang pada hari ini di dalam keadaan marah. Keadaan yang belum pernah terjadi sebelum ini.”
Baginda SAW bersabda kepada Buraq: “Ya! Sekiranya kamu berhajatkan syafaatku, niscaya aku memberi syafaat kepadamu.”
Setelah berpuas hati, Buraq membenarkan baginda SAW menunggangnya lalu dia melangkah. Setiap langkah Buraq sejauh pandangan mata. Apabila Nabi Muhammad SAW berada di Baitul Maqdis di atas bumi dari perak yang putih, malaikat Israfil as menyeru: “Wahai tubuh-tubuh yang telah hancur, tulang-tulang yang telah rapuh, rambut-rambut yang bertaburan dan urat-urat yang terputus-putus! Bangkitlah kamu dari perut burung, dari perut binatang buas, dari dasar laut dan dari perut bumi ke hadapan Tuhan yang Maha Perkasa.

Bersambung..


Leave a comment

Categories